Senin, 21 Mei 2012

Bikin Shogun 125 Ngacir

Jika kalian mengetik keyword “shogun” pada kolom google, maka hal

terindah yang muncul adalah definisi tentangnya … Bahasa jepang

Shogun bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia memiliki arti

“komandan perang”. Filosofi ini mencerminkan semangat Michio Suzuki

dalam menciptakan sebuah kendaraan yang dilahirkan untuk memimpin.

Sejak pertama munculnya Shogun 110cc, meski dikenal dengan julukan

Shogun “Kebo” (lebih karena kontur bodinya yang menggembung) namun

larinya melebihi kancil.  Hehehe…

Flashback ke tahun 97an, shogun kebo menjadi primadona balap,

melebihi Honda grand, supra, atau yamaha crypton… Terkenal unggul

karena dimensi pistonnya paling gede, dan payung klep paling gede

pula, disokong cdi Shindengen yang masih dicari-cari hingga saat

ini, putaran atas shogun memang menggila. Hingga kini suzuki kukuh

mengembangkan performa motornya dalam balutan konsep suzuki shogun

125.
Memiliki bakat kencang, sehingga modifikasi mesin shogun 125 bisa

dimulai dari langkah yang tidak terlalu ekstreme. Basic mesin

dibekali stroke 55 milimeter, dan lingkar piston 53,5 milimeter,

asupan bahan bakar yang mampu ditampung silinder sebanyak 124cc

merupakan sumber besaran tenaga Shogun mampu menjerit 9.6 ps @

8,000 RPM. Bila kondisi mesin sehat maka tak sulit rasanya

meningkatkan tenaganya mendekati angka 15 horsepower dengan sedikit

colekan saja.

Ganti Piston

Shogun 125 memiliki diagonal baut tanam mesin Langkah pertama

adalah, melengserkan piston standard dengan milik suzuki thunder

125, dengan dimensi 57 milimeter , kapasitas mesin dapat didongkrak

menjadi 140cc. Semakin banyak modal yang dihisap, semakin banyak

yang dipompakan ke ruang bakar, bum!! Hasil ledakan makin dahsyat =

Tenaga makin besar.

Bukannya latah dan tanpa pertimbangan, mengapa berani bore up,

karena diameter baut tanam shogun 125 cukup besar berarti sanggup

menerima torsi pengencangan lebih kuat maka tidak diragukan mesin

ini mampu menerima kompresi yang relatif besar. Kedua, ketebalan

daging liner dari suzuki shogun 125 masih aman jika menerima piston

thunder. Bahkan karena lubang tengah crankcase masih memiliki

potensi untuk dibesarkan lagi hingga ke ukuran piston sonic 0.s

3.00 yang mendekati dimensi piston Honda Tiger. Hmmm…

Modifikasi Piston, Kubah ruang bakar

Setelah ganti piston harus modif ulang squish ? Oh, belum tentu…

sabar dulu. Pabrikan suzuki mempunyai idealisme berbeda dibanding

yamaha. Desain kubah ruang bakar hemi, atau menyerupai mangkok,

biasanya memang agak lemah di putaran bawah. Oleh karenanya dengan

meningkatkan kompresi , diharapkan mampu membantu akselerasi namun

tanpa mengorbankan putaran atas juga.
Ruang bakar dalam kondisi standar setidaknya masih mudah untuk

dihitung, volume V2 didapat 14,4cc. Dengan mendesain piston

berkiblat pada bawaan pabrik maka kompresi sudah berada di angka

10.7 : 1, masih aman minum premium, atau bila piston thunder tadi

didesain ulang menyerupai dome Suzuki smash, maka kompresi yang

lebih tinggi bisa didapat tanpa harus melakukan pemapasan kepala

silinder.

Porting , Noken As dan Klep

Porting pasti menyesuaikan, tidak terbantahkan, revisi porting

untuk meningkatkan efisiensi asupan bahan-bakar ke dalam silinder

harus dilakukan. Bowl area, atau area disamping kiri-kanan bushing

klep adalah fokus utama.

Noken as cukup ditambah lift +- 0.8 milimeter, dengan lifter yang

tidak terlalu tinggi berarti pir klep standard masih bisa

digunakan, pun pula tidak mudah floating. Demi amannya agar klep

tidak bertabrakan dengan piston, maka coakan relief diperdalam dua

kali lipat, atau  +- 1.5 milimeter.

Untuk newbie / pemula, mempertahankan katup standard dirasa cukup

dengan dimensinya 25 milimeter untuk inlet, dan 22 milimeter

outlet, masih lebih baik daripada mio yang lebih sering di bore up

155 cc tapi klep masih standard… Entah ngirit mode : on, atau lagi

bokek hehehe… :) Kabar gembira lainnya adalah, seandainya besok di

kemudian hari ada rejeki bisa ganti motor suzuki hayabusha, kan ga

susah-susah amat ngebalikin standardnya.

Bagi para pro, maniac mesin kencang, katup standard bisa

dimodifikasi back cut, atau diganti dengan katup racing dari TK

japan. Anti tanggung bisa juga head dimodifikasi untuk pemasangan

katup honda sonic, namun yang ini memerlukan biaya tidak sedikit

dan waktu ekstra sabar.

Finishing

Penutup acara modifikasi mesin adalah dengan hadirnya bintang tamu,

CDI Powermax rancangan Tommy Huang dari Bintang Racing Team,

Indonesia pastinya. Melengserkan cdi standard untuk memperkuat

output pengapian dan menstabilkan arus. Disamping itu CDI BRT

memiliki limitasi RPM yang lebih tinggi, sebenarnya sih butuhnya

cukup 1,000 – 2,000 rpm lebih tinggi aja dari standardnya. Toh,

bukan buat balap…

Pengaturan leher knalpot dan penataan ulang silinser di cak Sahek

knalpot menjadi salah satu kuncian. Suara tetap halus, namun laju

menggemaskan. Membuat rival-rival di jalan gemas jika tidak bisa

mengejar motor halus tapi kencang hehehe… tapi seandainya mau

melengserkan knalpot standard dengan full system costumize, maka

tenaga lebih besar adalah harga yang pantas untuk dibayar.

Jeting karburator disesuaikan ulang, ingin open air filter yang

memaksimalkan pasokan udara , atau tetap memakai sistem close loop

seperti standard bawaan motor, umumnya pilot jet dan main jet tidak

terlampau jauh dari standard , pj 22.5 , mj 105.  Bila pasokan

ingin maksimal bisa mengandalkan karburator pe 28 milimeter,

disokong intake koso, maka tenaga mesin diputaran atas makin

menggila.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar